Jumat, 30 Maret 2012

Resensi Novel

                                17 Tahun Usiaku:
Cerita Sebuah Perjuangan Hidup dalam Kegelapan

          Novel setebal 140 halaman yang ditulis oleh Miyuki Inoue ini bercerita tentang kehidupan sehari-hari sang penulis bersama sang ibu yang penuh dengan peretengkaran. Sang penulis menceritakan perjalanan hidupnya dalam bentuk diari yang ditulis secara acak semenjak ia kecil hingga menginjak usia 17 tahun. Salah satu pengalaman hidup sang penulis yang paling luar biasa dan mungkin paling controversial adalah ketika ia baru menyadari jika ia seorang tuna netra saat ia menginjak bangku taman kanak-kanak. Hal tersebut dikarenakan lantaran sang ibu tidak pernah mendidiknya selayak seorang tuna netra.
          Kendati pendidikan sang ibu terkesan keras, namun keputusan ini diambil bukanlah semata-mata karena ketidakpedulian sang ibu. Sebuah kejadian yang hampir saja merenggut nyawa sang anak ketika ia baru lahir membuat sang ibu mengambil keputusan yang sangat berat untuk menempanya menjadi seorang individu yang lebih tegar.   
          Kendati novel ini ber cerita tentang perjalanan hidup seorang tuna netra, namun gaya penulisan dalam mengungkapkan setiap konflik tidaklah berlebihan dan sesuai dengan usia penulis saat itu yang baru berusia 17 tahun.
          Gaya penulisan ini secara tidak langsung mendidik para pembaca untuk menyikapi setiap ujian hidup dengan lebih positif dan objektif. Jenis novel seperti ini dirasa perlu untuk memicu semangat bertahan hidup para pembaca dimasa-masa sulit yang dialami bangsa kita sekarang.
          Jadi, para pembaca… jika anda mencari sebuah cerita menarik penuh intrik dan makna hidup mendalam tanpa melibatkan kata-kata hiperbola, maka Novel ini bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat.      
 
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar